CERITA TUGAS SEKOLAH ANAKKU

 

ANAKKU YANG BERSEKOLAH

Aku memiliki dua orang anak yang sudah mengenyam Pendidikan. Anak pertamaku Bernama Fattah sekarang kelas 3 SD dan anak kedua aku Malik TK A. Mereka di sekolah termasuk anak yang pintar walau tidak terlalu pintar menonjol alias jenius. Tapi aman lah untuk prestasi mereka. Yang jelas kelebihan mereka bisa berbaur dengan teman-teman dan mampu melakukan kreatifitas membuat sesuatu sendiri. Apalagi jika di rumah, karena aku sudah memberikan fasilitas mainan apapun termasuk Lego, kedua anakku tersebut mampu membuat pesawat, pistol panjang/shotgun, dan beraneka ragam bentuk lainnya tanpa saya dan suami ajarkan.

 

TUGAS SEKOLAH



Sekolah jaman sekarang jarang dikasih tugas harian apalagi SD di sekolah anak aku Fattah. Tapi saat ada tugas yang harus dibawa/disiapkan/dikumpulkan bikin geger emak-emaknya dan repotnya luar biasa. Kadang juga lupa itu ada tugas karena di chatnya sudah ketumpuk dengan spam yang lain alias manjat kejauhan plus reminder nya mendadak 3 hari sebelumnya. Tapi lumayan lah untuk mempersiapkan dan membuat segalanya bisa terpenuhi dan membuat anak bangga berangkat sekolah tidak malu tidak membuat tugas. Walau yah memang itu gak baik untuk kemandirian anak tapi anak saya kalau sudah tidak mau ya tidak mau. Hemm ngalah dulu lah sambil berdoa semoga tugas kedepannya bisa dikerjakan sendiri oleh anak-anaknya, si emak hanya fasilitator (membantu menyiapkan alat dan bahan saja tapi pembuatan kerajinannya si anak sendiri di sekolah).

Setiap ada tugas yang akan dibuat di sekolah seperti membuat bunga dari tutup botol, membuat ecobrick dari botol besar 1,5 Liter diisi dengan potongan-potongan sampah plastik snack/bungkus minuman yang ditemukan di alam sekitar dengan tujuan mengurangi sampah di lingkungan tapi yang repot emaknya. Anaknya hanya bawa tugas tersebut ke sekolah tapi yang bikin adalah emaknya. Alhamdulillahnya anakku Fattah masih mau untuk motong-motong bungkus plastic menjadi potongan kecil dan mau menekan bungkus tersebut saat sudah dimasukkan ke dalam botol 1,5 L dengan tongkat agar botol tersebut padat dan luar biasa 50 bungkus plastic bening hanya jadi setinggi 3 cm dari dasar. Benar-benar bisa menampung sampah yang banyak. Sayangnya kalau kehabisan sampah bungkus plastic, mau tidak mau emaknya nyari kesana kemari (di tempat sampah sendiri, beli snack tapi bungkusnya tidak dibuang melainkan dipotong-potong, meminta ke warung-warung kopi dan kelontong, minta tolong tetangga yang anaknya makan snack jangan dibuang tapi kasih ke saya astri mak Fattah). Yah begitulah lika liku anak sekolah yang dapat tugas anaknya yang rempong emaknya. Itu yang SD.

Tugas anak aku yang TK membuat sate dari buah, telor dan sayur. Disitu diberikan buah strawberry, sayur brokoli, dan telor puyuh. Qodarullohnya saya tidak memiliki hal itu di dalam kulkas. Akhirnya belanja ke beberapa tukang sayur untuk berburu ketiga item yang diperlukan untuk membuat 5 tusuk sate tersebut. Alhamdulillah karena temen anak aku juga tetangga aku jadi bisa minta join dan barter item sate. Alhamdulillah semua terkumpul buah, sayur, telor dan tusuk sate.

 

PEMBERITAHUAN TUGAS DARI ANAK

Saya setiap hari mengecek grup sekolah baik TK maupun SD dan jarang ada pengumuman. Tapi saat agenda banyak pengumuman dah kaya kereta dengan surat pemberitahuan dan beberapa penjabaran anggaran yang dibutuhkan untuk kegiatan sekolah seperti ulangan, rapot, SPP dkk. Kebetulan kemarin tidak ada pengumuman apapun di grup sekolah. Maka saya santai menikmati hidup dan menjalankan aktivitas harian seperti biasanya. Dan dang bang bang bang…kagetlah saya karena anak saya si Fattah dengan suara halus mengatakan “Mah besok bawa buah”. Dan waktu sudah menunjukkan pukul 9.30 malam. Waktunya tidur dan hampir semua penjual sudah tutup. Ya sudah saya pasrah lillahi ta’ala entah besok mau bagaimana. (Kebiasaan buruk jika pesan untuk perkara tugas diberikan kepada anak tanpa diberitahukan via whatsapp sehingga orang tua harus merasakan kejutan di malam hari).

Pagi harinya saya ama anak saya lupa perkara bawa buah itu. Semua anak- anak saya sudah di sekolah dan ayahnya pun sudah berangkat kerja. Tapi tiba-tiba suamiku berdeham dan memanggil namaku..”Mah tadi Fattah bilang tolong bawain mangga”. Kaget dobel karena seharusnya suamiku sudah on the way ke kantor malahan ini balik lagi ke rumah cuma buat pengumuman SURUH BAWA BUAH MANGGA DAN DISUSULKAN KE SEKOLAH. Ya alloh, berikanlah aku kekuatan sebagai emak. Bismillah ngeeeeng…nyari buah deh. Batinku ini anak kok ya milih mangga dari sekian banyak buah dan mangga tuh musiman sekarang Cuma bisa mlirik buah mangga tetangga yang masih pada pentil alias kecil-kecil kecut gak layak makan dan malu donk jika minta. Wes ae bismillah moga ketemu tuh mangga di bakul buah langganan.

Sampailah motorku di bakul buah, dan yes berjejerlah mangga mangga gak tau namanya apa karena beda ama aromanis/manalagi. Aku comot 2 buah mangga setelapak tanganku yang hitam berlumuran getah. Yap kulitnya lengket, hitam karena getah buah mangga yang mengering, serta aku tidak tahu rasanya seperti apa. Tapi yang penting dapat mangga dan aku berharap ini mangga tidak buat konsumsi alias hanya untuk mengenal nama-nama buah, buat prakarya dari mangga dengan mengecapnya pake cat warna atau apalah.

Saya pulang kerumah terlebih dahulu untuk mencuci buah biar glowing dan keset jadi si Fattah tidak malu dihadapan teman dan gurunya. Sampailah di sekolah. Agak lama menunggu respon wali kelas Fattah yang bernama Bu Duwi ternyata telpon hanya “memanggil” waduh alamat ini susah nyuruh Fattah turun dan keluar kelas agar bisa mengambil buah mangga yang susah payah saya cari di pagi hari yang cerah, indah dan berkah ini. Masya alloh ya rob. Tidak kebayang kalau harus hunting mangga saat hujan. Menetes pula air mataku mungkin. Perjuangan bener ya alloh. Alhamdulillah aku lumayan cerdas, karena guru kelas Fattah selain walas ada guri tahfidz/tilawati. Dan alhamdulillah dikasih kemudahan diantara kesulitan dari Alloh, langsung fast respon langsung Fattah tiba-tiba lari turun dari tangga menghampiri emaknya yang Cuma bawa 1 buah mangga (1 nya mau aku makan untuk menghargai perjuangan 45 hunting buah di pagi hari mandat suami masya alloh nikmat).

Malam harinya saat aku sedang ngetik, aku bertanya deh ke Fattah “Gimana tadi tugas bawa buah mangganya? Itu mangga kemana rimbanya kok tidak dibawa pulang?”. Fattah menjawab “mangga tadi ujungnya agak busuk mah, trus sudah aku makan buat snack saat nonton film kisah nabi Muhammad wafat”. Membulatlah mataku, tidak menyangka itu mangga dikonsumsi donk. Tapi alhamdulillah walau ujungnya agak busuk dan itu mangga rasanya agak kecut, mangganya habis tak bersisa. Tapi ada penyesalan jika itu mangga buat rebutan. Walau buluk dan kecut ternyata banyak peminatnya. Mangga oh Mangga. Misi tugas bawa mangga terselesaikan. Bangga banget jadi emak-emak yang bisa memenuhi keinginan anak dan bahagia karena tugas yang diembankan dari suami juga selesai. Senangnya hatiku. Nyenyaknya tidurku. Met malam dan met istirahat semua 😊

Komentar

Postingan Populer